welcome to Kameko no Kitsune official site
 
Picture
Dewi perselisihan, Eris
Penyebab pecahnya Perang Troya (1): Apel perselisihan
Oct 7, '11 12:19 AM

Walaupun judulnya berbeda, sebenarnya ini masih kelanjutan dari kisah sebelumnya, dimana Paris membujuk Helena agar ikut bersamanya berlayar menuju Troya. Berkat bantuan Aphrodite, Helena jatuh cinta kepada Paris, dan bersedia mengikutinya, meninggalkan suami dan keluarganya di Sparta. Untuk mengetahui mengapa Aphrodite mau menolong Paris kita harus kembali beberapa tahun ke belakang…

"Untuk yang tercantik"

Beberapa tahun sebelumnya, diselenggarakan pernikahan Peleus denganThetis yang dihadiri oleh semua dewa dan dewi (baca blog saya sebelumnya: Peleus dan Thetis). Benarkah semua dewa-dewi hadir dalam pernikahan tersebut? Ternyata tidak. 

Ada seorang dewi yang tidak diundang oleh Zeus ke pesta pernikahan agung itu. Dia adalah Eris, dewi perselisihan dan pertengkaran. Semua dewa tidak menyukai dewi itu, karena ia selalu membuat onar dan kekacauan dimana-mana. Oleh sebab itu, Zeus menolak untuk mengundang Eris. Tetapi, ternyata itu adalah keputusan yang salah...

Demikianlah, awalnya upacara pernikahan berlangsung dengan lancar dan menyenangkan. Para undangan asyik bercakap-cakap, Apollo memainkan lyra emasnya dan dewi-dewi Musae menyanyikan hymne untuk sepasang pengantin dengan suara mereka yang begitu indah.

Keesokan harinya, semua tamu undangan berjalan menuju epaulis, pondok dari ranting-ranting kayu yang dibangun di padang rumput, tempat pengantin baru melewatkan malam pertama mereka. Tetapi, epaulis untuk Peleus dan Thetis tidak terbuat dari ranting kayu, karena khusus dibuat oleh seorang dewa Olympos, Hephaistos, sebagai hadiah. Kamar khusus pengantin itu lebih menyerupai istana kecil dari pualam. Di sanalah para undangan menaruh hadiah-hadiah mereka untuk kedua mempelai itu.

Semua dewa memberikan hadiah-hadiah yang sangat berharga, seperti pakaian emas, tombak dan lain-lain. Poseidon bahkan menghadiahkan sepasang kuda abadi bernama Valius dan Xanthus yang tak kenal mati dan bisa berbicara seperti manusia.

Ketika acara hampir selesai, Hera, Athena dan Aphrodite sedang asyik bercakap-cakap di sudut ruangan. Tiba-tiba menggelinding sebuah apel emas, entah dari mana datangnya, di dekat mereka. Ketiga dewi itu segera menghentikan percakapan dan mengalihkan pandangan ke apel emas itu. Peleus yang berada tidak jauh dari mereka, memungutnya dan membaca tulisan yang terukir di kulit apel emas itu: “Untuk yang tercantik.”

“Kalau begitu, apel itu untukku!” Hera yang pertama kali berseru.

“Tidak bisa, apel ini untukku!” tukas Athena dengan yakin.

“Tetapi akulah yang paling cantik dari semua makhluk hidup di muka bumi, jadi apel itu pantas buatku!” balas Aphrodite tak mau kalah.

Ketiga dewi itu terus mengaku dialah yang paling cantik. Sementara di luar tempat pesta, Eris tersenyum puas. Dialah yang melemparkan apel emas itu dan kini dendamnya telah terbalaskan karena tidak diundang ke pesta pernikahan tersebut.

Sampai pesta usai dan berbulan-bulan setelahnya, ketiga dewi itu terus berdebat siapa yang paling cantik di antara mereka dan pantas mendapatkan apel emas itu. Lama kelamaan Zeus merasa terganggu dengan permusuhan mereka dan memutuskan harus ada seseorang untuk menghentikan perseteruan ini. 

Akhirnya Zeus menunjuk Paris, seorang penggembala yang tinggal di puncak gunung Ida, di Troya, sebagai pengambil keputusan siapa yang paling cantik di antara ketiga dewi itu. Siapapun yang dipilih Paris, setiap dewi harus menerima keputusan tersebut. Mereka setuju, dan dengan ditemani Hermes, mereka menuju lereng gunung Ida untuk menemui Paris...

Prayudi~Greek mythology reteller


Source pic: http://www.theoi.com



Leave a Reply.