Perang Troya: Pengurbanan Iphigenia (2)
May 11, '12 10:15 AM
Kisah sebelumnya: Menurut peramal Kalkhas, untuk meredakan amarah Artemis agar angin bisa bertiup, putri Agamemnon yang bernamaIphigenia harus dikurbankan di altar Artemis. Agamemnon, panglima tertinggi pasukan Yunani dihadapakan pada pilihan sulit. Sebagai seorang ayah tentu saja ia sangat mencintai putrinya itu, tetapi sebagai seorang pemimpin seluruh pasukan, ia harus menurut pada kata-kata Kalkhas agar pasukan Yunani segera dapat berlayar ke Troya.
May 11, '12 10:15 AM
Kisah sebelumnya: Menurut peramal Kalkhas, untuk meredakan amarah Artemis agar angin bisa bertiup, putri Agamemnon yang bernamaIphigenia harus dikurbankan di altar Artemis. Agamemnon, panglima tertinggi pasukan Yunani dihadapakan pada pilihan sulit. Sebagai seorang ayah tentu saja ia sangat mencintai putrinya itu, tetapi sebagai seorang pemimpin seluruh pasukan, ia harus menurut pada kata-kata Kalkhas agar pasukan Yunani segera dapat berlayar ke Troya.
Iphigenia and Klytemnestra in Iphigenia (1977)
Kedatangan Iphigenia di Aulis
Surat yang telah diberi cap Agamemnon dengan berita Iphigenia akan dinikahkan di Aulis dengan Akhilles akhirnya dikirim ke Mykena. Akal-akalan itu dirancang oleh Odysseus agar Iphigenia bersedia datang, bahkan tanpa sepengetahuan Akhilles.
Meskipun begitu di dalam hati kecilnya Agamemnon tidak merelakan putrinya untuk dikurbankan. Raja agung itu menulis surat kedua dengan tujuan melarang Iphigenia datang ke Aulis karena pernikahan dengan Akhilles dibatalkan. Kemudian ia diam-diam menyuruh seorang pelayan setianya untuk pergi ke Mykena tanpa seorangpun melihatnya. Sayang gerak-gerik Agamemnon ini sudah diamati oleh Menelaos, sehingga begitu pelayan itu berangkat, Menelaos mencegatnya di tengah jalan dan merampas lempengan surat yang tadi ditulis oleh Agamemnon.
Dengan marah Menelaos bergegas mendatangi kakaknya itu di tendanya dan menunjukkan lempengan surat yang tadi ia rebut. Ia mencemooh sikap Agamemnon yang tidak menunjukkan sikap seorang pemimpin sejati yang seharusnya mendahulukan kepentingan seluruh pasukan dan orang-orang Yunani. Menelaos mengancam dengan atau tanpa izin Agamemnon, seluruh pasukan Yunani akan mengadakan upacara pengurbanan itu dan Iphigenia mau tidak mau harus datang ke Aulis!
Agamemnon hanya bisa terdiam. Kini tak ada lagi yang bisa membatalkan kedatangan putri terkasihnya itu ke Aulis...
Dan benar saja, beberapa hari kemudian Iphigenia tiba di Aulis dengan naik kereta kuda yang indah dan diiringi oleh dayang-dayangnya. Istri Agamemnon, Klytemnestra dan Orestes kecil, adik Iphigenia, ada di dalam rombongan tersebut.
Hari itu, di Aulis, wajah gadis yang sedang beranjak dewasa itu sangat cerah dan matanya berbinar-binar. Akhilles adalah seorang prajurit hebat, dan menikah dengan Akhilles adalah suatu anugrah bagi setiap gadis Yunani. Sedangkan Agamemnon hanya diam seribu bahasa dan tidak sanggup berkata-kata, terlebih lagi Klytemnestra, yang diharapkan tidak datang, ternyata juga ikut serta. Ini akan menjadi lebih sulit untuk mengatakan hal yang sebenarnya, pikir Agamemnon
Klytemnestra segera mencium ada yang aneh dari tingkah laku suaminya itu. Mengapa di hari pernikahan putrinya justru raut muka Agamemnon menunjukkan kemurungan yang mendalam. Tapi Agememnon berusaha menutupi setiap Klytemnestra menanyakannya. Instingnya sebagai seorang istri dan ibu membuat Klytemnestra tahu ada sesuatu yang tidak beres. Ia diam-diam mencari tahu sendiri rencana apa yang disembunyikan Agamemnon darinya.
Ketika sedang berjalan di sekeliling tenda, ia melihat pelayan setia Agamemnon. Si pelayan yang pernah dititipkan surat oleh Agamemnon. Dari mulut pelayan itulah, Klytemnestra mengetahui semuanya secara jelas dan gamblang. Secara kebetulan, Akhilles sedang berkeliling mencari Agamemnon dan secara tak sengaja bertemu dengan Klytemnestra.
Sang ratu Mykena menceritakan apa yang telah ia ketahui kepada Akhilles dan menanyakan apakah benar Akhilles akan dinikahkan dengan putrinya. Akhilles terkejut dan sangat marah begitu mengetahui namanya dilibatkan tanpa sepengetahuannya. Ia berjanji akan membantu membujuk pasukan agar upacara pengurbanan Iphigenia dibatalkan.
Sementara Akhilles beranjak pergi, Klytemnestra mendatangi putrinya dan sambil memeluknya erat ia menceritakan rencana keji Agamemnon. Bahwa pernikahan dengan Akhilles itu hanya karangan belaka. Bahwa kedatangannya ke Aulis sebenarnya untuk menjemput ajal di altar Artemis. Tiba-tiba tangisan Iphigenia pecah di pelukan sang Ibu. Klytemnestra dengan mata basah memeluk putrinya itu makin erat dan makin erat lagi, meratapi nasib mereka yang malang...
Prayudi~Greek mythology reteller
Source pic: http://www.emol.com/panoramas/fichas/?mod=1&idf=2019 and http://www.peplums.info/pep00front99a8.htm
Surat yang telah diberi cap Agamemnon dengan berita Iphigenia akan dinikahkan di Aulis dengan Akhilles akhirnya dikirim ke Mykena. Akal-akalan itu dirancang oleh Odysseus agar Iphigenia bersedia datang, bahkan tanpa sepengetahuan Akhilles.
Meskipun begitu di dalam hati kecilnya Agamemnon tidak merelakan putrinya untuk dikurbankan. Raja agung itu menulis surat kedua dengan tujuan melarang Iphigenia datang ke Aulis karena pernikahan dengan Akhilles dibatalkan. Kemudian ia diam-diam menyuruh seorang pelayan setianya untuk pergi ke Mykena tanpa seorangpun melihatnya. Sayang gerak-gerik Agamemnon ini sudah diamati oleh Menelaos, sehingga begitu pelayan itu berangkat, Menelaos mencegatnya di tengah jalan dan merampas lempengan surat yang tadi ditulis oleh Agamemnon.
Dengan marah Menelaos bergegas mendatangi kakaknya itu di tendanya dan menunjukkan lempengan surat yang tadi ia rebut. Ia mencemooh sikap Agamemnon yang tidak menunjukkan sikap seorang pemimpin sejati yang seharusnya mendahulukan kepentingan seluruh pasukan dan orang-orang Yunani. Menelaos mengancam dengan atau tanpa izin Agamemnon, seluruh pasukan Yunani akan mengadakan upacara pengurbanan itu dan Iphigenia mau tidak mau harus datang ke Aulis!
Agamemnon hanya bisa terdiam. Kini tak ada lagi yang bisa membatalkan kedatangan putri terkasihnya itu ke Aulis...
Dan benar saja, beberapa hari kemudian Iphigenia tiba di Aulis dengan naik kereta kuda yang indah dan diiringi oleh dayang-dayangnya. Istri Agamemnon, Klytemnestra dan Orestes kecil, adik Iphigenia, ada di dalam rombongan tersebut.
Hari itu, di Aulis, wajah gadis yang sedang beranjak dewasa itu sangat cerah dan matanya berbinar-binar. Akhilles adalah seorang prajurit hebat, dan menikah dengan Akhilles adalah suatu anugrah bagi setiap gadis Yunani. Sedangkan Agamemnon hanya diam seribu bahasa dan tidak sanggup berkata-kata, terlebih lagi Klytemnestra, yang diharapkan tidak datang, ternyata juga ikut serta. Ini akan menjadi lebih sulit untuk mengatakan hal yang sebenarnya, pikir Agamemnon
Klytemnestra segera mencium ada yang aneh dari tingkah laku suaminya itu. Mengapa di hari pernikahan putrinya justru raut muka Agamemnon menunjukkan kemurungan yang mendalam. Tapi Agememnon berusaha menutupi setiap Klytemnestra menanyakannya. Instingnya sebagai seorang istri dan ibu membuat Klytemnestra tahu ada sesuatu yang tidak beres. Ia diam-diam mencari tahu sendiri rencana apa yang disembunyikan Agamemnon darinya.
Ketika sedang berjalan di sekeliling tenda, ia melihat pelayan setia Agamemnon. Si pelayan yang pernah dititipkan surat oleh Agamemnon. Dari mulut pelayan itulah, Klytemnestra mengetahui semuanya secara jelas dan gamblang. Secara kebetulan, Akhilles sedang berkeliling mencari Agamemnon dan secara tak sengaja bertemu dengan Klytemnestra.
Sang ratu Mykena menceritakan apa yang telah ia ketahui kepada Akhilles dan menanyakan apakah benar Akhilles akan dinikahkan dengan putrinya. Akhilles terkejut dan sangat marah begitu mengetahui namanya dilibatkan tanpa sepengetahuannya. Ia berjanji akan membantu membujuk pasukan agar upacara pengurbanan Iphigenia dibatalkan.
Sementara Akhilles beranjak pergi, Klytemnestra mendatangi putrinya dan sambil memeluknya erat ia menceritakan rencana keji Agamemnon. Bahwa pernikahan dengan Akhilles itu hanya karangan belaka. Bahwa kedatangannya ke Aulis sebenarnya untuk menjemput ajal di altar Artemis. Tiba-tiba tangisan Iphigenia pecah di pelukan sang Ibu. Klytemnestra dengan mata basah memeluk putrinya itu makin erat dan makin erat lagi, meratapi nasib mereka yang malang...
Prayudi~Greek mythology reteller
Source pic: http://www.emol.com/panoramas/fichas/?mod=1&idf=2019 and http://www.peplums.info/pep00front99a8.htm