welcome to Kameko no Kitsune official site
 
Picture
Perang Troya: Pengurbanan Iphigenia (3)
May 17, '12 11:38 PM

"Dan aku telah memutuskan. Aku akan mati dengan damai, dengan bangga dan dengan indah." (Iphigenia, Iphigenia Movie 1977)

Kisah sebelumnya: Pengurbanan Iphigenia di altar Artemis untuk membayar kesalahan Agamemnon sekaligus meredakan kemarahan sang dewi tampaknya tidak bisa dihindari lagi. Semua prajurit berteriak-teriak meminta upacara secepatnya dilakukan... 


Akhilles menemui Klytemnestra dan Iphigenia di tenda yang disiapkan untuk sang Ratu beristirahat:

Akhilles: "Teriakan yang menyeramkan terdengar dari kerumunan prajurit-prajurit Argive."

Klytemnestra: "Apa yang terjadi? Ceritakan kepadaku."

Akhilles: "Ini berkaitan dengan putrimu."

Klytemnestra: "Sepertinya pertanda buruk."

Akhilles: "Mereka meminta Iphigenia untuk dikurbankan."

Klytemnestra: "Dan tak ada seorangpun yang menentang mereka?"

Akhilles: "Sebenarnya, aku sendiri berada dalam bahaya."

Klytemnestra: "Bahaya dari apa? Dari musuh?"

Akhilles: "Dari dilempari batu oleh mereka."

Klytemnestra: "Pasti bukan karena menyelamatkan putriku?"

Akhilles: "Justru itu."

Klytemnestra: "Memang siapa yang berani menyentuhmu walau hanya seujung jari?"

Akhilles: "Seluruh prajurit Yunani."

Klytemnestra: "Bukankah pasukan Myrmidon berpihak padamu?"

Akhilles: "Merekalah yang pertama kali memberontak padaku."

Klytemnestra: "Putriku. Sepertinya kita kalah."

Akhilles: "Mereka mengejekku sebagai pria yang membohongi putrimu untuk menikah."

Klytemnestra: "Dan apa jawabanmu kepada mereka?"

Akhilles: "Aku tidak membunuh orang yang aku nikahi."

Klytemnestra: "Seperti itu."

Akhilles: "Seorang istri yang telah dijanjikan oleh ayah sang gadis kepadaku."

Klytemnestra: "Ya, dan dikirim dari Argos untuk dikurbankan."

Akhilles: "Tetapi kata-kataku ditelan teriakan massa."

Klytemnestra: "Sesungguhnya kerumunan orang itu adalah kejahatan yang mengerikan."

Akhilles: "Tapi aku akan menolong kalian."

Klytemnestra: "Benarkah kau akan menghadapi mereka seorang diri?"

Akhilles: "Anda bisa lihat senjataku ada disini."

Klytemnestra: "Semoga kau diberkati atas tindakanmu ini."

Akhilles: "Yah, semestinya aku diberkati."


Teriakan para prajurit Yunani di luar tenda terdengar makin keras. Di saat-saat genting seperti itu, Iphigenia menyeka air matanya dan akhirnya merelakan dirinya untuk dikurbankan demi kepentingan tidak saja seluruh pasukan, tetapi juga kehormatan Yunani. Dengan pengurbanannya kapal-kapal akan segera dapat berlayar, Troya akan dapat ditaklukkan dan semua prajurit akan segera kembali ke Yunani untuk berkumpul dengan keluarga mereka. 

Iphigenia: "Ibu, dengarkan kata-kataku, karena aku lihat kemarahan Ibu kepada ayah sudah tidak ada gunanya lagi. Sudah tidak mungkin lagi kita bertahan di situasi seperti ini. Kita sangat berterimakasih pada bantuan Akhilles, tetapi Ibu bisa lihat sendiri ia tidak didukung oleh pasukannya sendiri. Ia harus meninggalkan kita daripada ia terlibat dalam kesulitan yang lebih besar lagi."

Klytemnestra: "Apa yang dapat Ibu lakukan di Argos untuk menyenangkan hatimu, anakku?"

Iphigenia: "Tolonglah Ibu, jangan membenci ayah, suamimu sendiri."


Kemudian Iphigenia mengucapkan salam perpisahan kepada Akhilles yang diam-diam kagum atas keteguhan hati gadis itu. Putri Agamemnon itu memeluk erat Ibunya untuk yang terakhir kalinya dan mencium adiknya, Orestes, sebelum ia pergi menuju tenda ayahnya untuk memulai acara pengorbanan. Air mata Klytemnestra meleleh menyaksikan kepergian putrinya yang amat dicintainya itu. 

***

Beberapa saat kemudian seorang pelayan wanita Klytemnestra memasuki tenda sang Ratu, mengabarkan bahwa keajaiban telah terjadi: 

"Ini mukjizat! Saat sang pendeta menghunus pisaunya dan mengayunkannya ke leher Iphigenia, tiba-tiba segumpal awan menutupi pandangan orang-orang. Hanya sekejap mata, dan begitu pandangan kembali jelas, di meja altar telah tercecer darah... 

Bukan, bukan darah putri Agamemnon yang agung, tetapi darah dari seekor rusa. Artemis telah menyelamatkan Iphigenia, ia tidak menginginkan darah gadis tak berdosa itu mengotori altar sucinya. Sang dewi membawa Iphigenia untuk pergi jauh dari sini dan dengan demikian amarah sang dewi telah diredakan..." 

Memang, saat pelayan wanita itu berkata-kata, angin telah bertiup kembali di Aulis. Ranting-ranting pohon ikut bergeletar terkena tiupan angin. Layar-layar kapal dibuka dan mengembang sempurna. Armada Yunani akhirnya bisa memulai pelayaran mereka untuk mengembalikan Helena ke Yunani.

Setelah mendengarkan laporan pelayannya itu, Klytemnestra bergegas berkemas untuk kembali ke Mykena. Tetapi kekecewaan dan kebencian Klytemnestra kepada Agamemnon tidak pernah lenyap dari hatinya. Tidak akan pernah...

Prayudi~Greek mythology reteller

*Sekedar catatan, kita tidak pernah benar-benar tahu apakah kata-kata si pelayan itu benar-benar terjadi atau hanya karangan belaka untuk meringankan kesedihan Klytemnestra. Atau bisa saja sekedar metafora: Iphigenia mati di altar dan ruhnya diterbangkan oleh Artemis ke tempat yang jauh. 

**Percakapan antara Akhilles dan Klytemnestra di atas adalah terjemahan bebas dari drama karya Euripides: Iphigenia di Aulis.

***The Sacrifice of Iphigenia engraved after originals by Jean-Jacques François Le Barbier (1739–1826), Nicolas André Monsiau (1754–1837), and Jean-Michel Moreau (1741–1814), source from http://www.maicar.com




Leave a Reply.