Paris, Helena dan dewa cinta Eros
Tragedi keluarga kerajaan Mykena yang dikutuk (4): Kedatangan Paris
Sep 29, '11 11:37 PM
Kisah sebelumnya: Kedua putra Atreus yang diusir dari Mykena akhirnya tiba di Sparta dan diterima baik oleh Raja Sparta, Tyndareos. Agamemnon menikah dengan putri Tyndareus, Klytemnestra sedangkan Menelaus menikah dengan putri Zeus, Helena, wanita tercantik di dunia.
Sep 29, '11 11:37 PM
Kisah sebelumnya: Kedua putra Atreus yang diusir dari Mykena akhirnya tiba di Sparta dan diterima baik oleh Raja Sparta, Tyndareos. Agamemnon menikah dengan putri Tyndareus, Klytemnestra sedangkan Menelaus menikah dengan putri Zeus, Helena, wanita tercantik di dunia.
Tetapi, kedua putra Atreus itu tidak melupakan begitu saja perbuatan Thyestes dan Aegisthus terhadap ayah mereka. Dengan dibantu Raja Tyndareos dan pasukan Sparta, Menelaus dan Agamemnon menyerang Mykena. Dalam penyerbuan itu, Thyestes dan Aegisthus berhasil dikalahkan. Mereka berdua kembali diusir dari Mykena dan diasingkan di sebuah pulau bernama Kythera di selatan Peloponessos.
Takhta Mykena dikembalikan kepada Agamemnon dan Menelaus diangkat menjadi raja Sparta menggantikan Tyndareos. Selama pemerintahan Agamemnon, Mykena menjadi kerajaan yang paling kuat dan disegani di seluruh Yunani saat itu. Terlebih lagi, Agamemnon mewarisi tongkat Pelops dari ayahnya, yang diberikan langsung oleh dewa Hermes, yang menjadikannya raja dari segala raja di Yunani.
Tahun-tahun berlalu dengan penuh kedamaian. Helena melahirkan anak perempuan dari Menelaus yang cantik bernama Hermione, sementara dari pernikahannya Agamemnon dan Klytemnestra mempunyai anak-anak yang bernama Elektra, Orestes, Khrysothemis dan Iphigenia (yang sebenarnya anak dari Helena dan Theseus). Mereka hidup berbahagia dan melupakan kutukan yang menimpa pendahulu mereka.
Kedatangan Paris
Di suatu hari yang cerah, datang dua utusan dari negeri Ilium di istana Sparta, mengabarkan seorang pangeran Troya telah berlabuh di pantai. Kedatangan mereka bertujuan untuk mempererat hubungan persahabatan antara Troya dan Sparta, sekaligus membalas kunjungan Menelaus beberapa tahun sebelumnya.
Dengan gembira, Menelaus memanggil istrinya, Helena yang jelita untuk menyambut kedatangan sang pangeran dari Troya. Menelaus mengenakan jubah kerajaannya yang terbaik dan Helena mengenakan perhiasan yang terbuat dari emas dan permata. Sang pangeran muda Troya yang kali ini berkunjung ke Sparta adalah Paris, putra dari Priamus, raja Troya, didampingi oleh sepupunya yang bernama Aeneas.
Menelaus dan Helena berjalan beriringan ke depan pintu istana yang telah ramai oleh rombongan tamu dari Troya. Paris, pangeran Troya yang masih muda dan tampan sudah menunggu di halaman istana, berdiri bersebelahan dengan Aenas yang berbadan tegap.
Helena berdiri di samping suaminya dengan bangga, Menelaus, yang paling tampan di seluruh Yunani dan orang yang paling ia cintai. Tetapi semuanya lenyap saat mata Helena beradu pandang dengan mata sang pangeran Troya yang rupawan bagaikan dewa. Dalam waktu yang cuma sekejap itu, diam-diam Eros telah membidikkan panah asmaranya ke hati Helena. Satu pandangan dari Paris dan Helena pun takluk.
Menelaus dengan ramah menyambut tamu-tamunya dan menerima hadiah-hadiah mewah yang dibawa oleh Paris. Dalam pesta jamuan makan istana, Menelaus menempatkan Paris di sebelah kanan Helena yang duduk di sampingnya sedangkan Aeneas berada di sebelah kiri Menelaus.
Sementara Aeneas asyik bercakap-cakap dengan Menelaus, Helena dan Paris yang sudah terjerat tali cinta, saling bertukar pandang dan mengirim tanda-tanda ketertarikan. Dan laki-laki mana yang bisa menolak pesona wanita tercantik sejagad raya seperti Helena?
Pesta penyambutan bagi tamu-tamu kehormatan dari Troya berlangsung selama sembilan hari penuh. Aturan suci keramah-tamahan memperlakukan tamu dengan hormat benar-benar dijalankan oleh Menelaus. Tetapi pada hari kesepuluh, Menelaus mendapat kabar kakeknya meninggal tiba-tiba sehingga ia harus berlayar ke Kreta untuk menghadiri pemakaman kakeknya tersebut.
Ia mempercayakan tugas untuk mengurus tamu-tamunya kepada Helena. Di depan Menelaus, Helena berjanji untuk mengurus mereka dengan baik. Tetapi segera setelah Menelaus berangkat, Helena melupakan pesan suaminya dan sibuk bercengkrama dengan sang pangeran muda dari Troya. Bagi Paris kepergian Menelaus adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan...
Paris membawa kabur Helena ke Troya
Paris membujuk Helena meninggalkan Sparta untuk menikah dengannya di Troya. Api cinta yang dinyalakan Aphrodite benar-benar manjur. Kata-kata manis Paris telah membuat Helena melupakan segalanya. Melupakan ia telah menikah dengan Menelaus, melupakan ia telah menjadi ibu dari Hermione dan melupakan tahun-tahun indah yang ia habiskan di Sparta.
Malam itu juga, Paris membawa Helena menyelinap keluar istana. Helena membawa dua orang pelayannya yang paling setia beserta perhiasan-perhiasan yang ia miliki. Namun, ia meninggalkan Hermione di Sparta untuk mempertahankan Menelaus tetap menjadi raja di Sparta.
Tetapi tampaknya Paris belum cukup puas dengan membawa kabur istri seorang raja, karena ia juga menjarah seluruh harta milik Menelaus! Tanpa terlihat orang lain, mereka menuju kapal yang telah disiapkan oleh Paris dan berlayar meninggalkan Sparta dalam gelapnya malam.
Di sebuah pulau kecil bernama Kranae, di pesisir pantai Geition, kapal mereka berlabuh sejenak. Di sana Paris melewatkan malam bersama dengan Helena. Sejak saat itu pulau Kranae juga disebut pulau Helena Jelita. Tetapi perjalanan mereka tampaknya tidak direstui para dewa.
Angin ribut membawa kapal mereka berlayar sampai ke Kypros (Cyprus). Dan Paris memutuskan untuk tidak langsung pulang ke Troya, tetapi memilih menjelajahi Phoenikia dan Mesir terlebih dahulu agar tidak terkejar pasukan Sparta. Baru berbulan-bulan kemudian kapal mereka berlabuh di pantai Ilium.
Kalau saja Paris tahu apa akibat dari perbuatan gegabahnya itu. Ya, andai saja ia tahu...
Prayudi~Greek mythology reteller
Source pic: http://www.perseus.tufts.edu/hopper/
Takhta Mykena dikembalikan kepada Agamemnon dan Menelaus diangkat menjadi raja Sparta menggantikan Tyndareos. Selama pemerintahan Agamemnon, Mykena menjadi kerajaan yang paling kuat dan disegani di seluruh Yunani saat itu. Terlebih lagi, Agamemnon mewarisi tongkat Pelops dari ayahnya, yang diberikan langsung oleh dewa Hermes, yang menjadikannya raja dari segala raja di Yunani.
Tahun-tahun berlalu dengan penuh kedamaian. Helena melahirkan anak perempuan dari Menelaus yang cantik bernama Hermione, sementara dari pernikahannya Agamemnon dan Klytemnestra mempunyai anak-anak yang bernama Elektra, Orestes, Khrysothemis dan Iphigenia (yang sebenarnya anak dari Helena dan Theseus). Mereka hidup berbahagia dan melupakan kutukan yang menimpa pendahulu mereka.
Kedatangan Paris
Di suatu hari yang cerah, datang dua utusan dari negeri Ilium di istana Sparta, mengabarkan seorang pangeran Troya telah berlabuh di pantai. Kedatangan mereka bertujuan untuk mempererat hubungan persahabatan antara Troya dan Sparta, sekaligus membalas kunjungan Menelaus beberapa tahun sebelumnya.
Dengan gembira, Menelaus memanggil istrinya, Helena yang jelita untuk menyambut kedatangan sang pangeran dari Troya. Menelaus mengenakan jubah kerajaannya yang terbaik dan Helena mengenakan perhiasan yang terbuat dari emas dan permata. Sang pangeran muda Troya yang kali ini berkunjung ke Sparta adalah Paris, putra dari Priamus, raja Troya, didampingi oleh sepupunya yang bernama Aeneas.
Menelaus dan Helena berjalan beriringan ke depan pintu istana yang telah ramai oleh rombongan tamu dari Troya. Paris, pangeran Troya yang masih muda dan tampan sudah menunggu di halaman istana, berdiri bersebelahan dengan Aenas yang berbadan tegap.
Helena berdiri di samping suaminya dengan bangga, Menelaus, yang paling tampan di seluruh Yunani dan orang yang paling ia cintai. Tetapi semuanya lenyap saat mata Helena beradu pandang dengan mata sang pangeran Troya yang rupawan bagaikan dewa. Dalam waktu yang cuma sekejap itu, diam-diam Eros telah membidikkan panah asmaranya ke hati Helena. Satu pandangan dari Paris dan Helena pun takluk.
Menelaus dengan ramah menyambut tamu-tamunya dan menerima hadiah-hadiah mewah yang dibawa oleh Paris. Dalam pesta jamuan makan istana, Menelaus menempatkan Paris di sebelah kanan Helena yang duduk di sampingnya sedangkan Aeneas berada di sebelah kiri Menelaus.
Sementara Aeneas asyik bercakap-cakap dengan Menelaus, Helena dan Paris yang sudah terjerat tali cinta, saling bertukar pandang dan mengirim tanda-tanda ketertarikan. Dan laki-laki mana yang bisa menolak pesona wanita tercantik sejagad raya seperti Helena?
Pesta penyambutan bagi tamu-tamu kehormatan dari Troya berlangsung selama sembilan hari penuh. Aturan suci keramah-tamahan memperlakukan tamu dengan hormat benar-benar dijalankan oleh Menelaus. Tetapi pada hari kesepuluh, Menelaus mendapat kabar kakeknya meninggal tiba-tiba sehingga ia harus berlayar ke Kreta untuk menghadiri pemakaman kakeknya tersebut.
Ia mempercayakan tugas untuk mengurus tamu-tamunya kepada Helena. Di depan Menelaus, Helena berjanji untuk mengurus mereka dengan baik. Tetapi segera setelah Menelaus berangkat, Helena melupakan pesan suaminya dan sibuk bercengkrama dengan sang pangeran muda dari Troya. Bagi Paris kepergian Menelaus adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan...
Paris membawa kabur Helena ke Troya
Paris membujuk Helena meninggalkan Sparta untuk menikah dengannya di Troya. Api cinta yang dinyalakan Aphrodite benar-benar manjur. Kata-kata manis Paris telah membuat Helena melupakan segalanya. Melupakan ia telah menikah dengan Menelaus, melupakan ia telah menjadi ibu dari Hermione dan melupakan tahun-tahun indah yang ia habiskan di Sparta.
Malam itu juga, Paris membawa Helena menyelinap keluar istana. Helena membawa dua orang pelayannya yang paling setia beserta perhiasan-perhiasan yang ia miliki. Namun, ia meninggalkan Hermione di Sparta untuk mempertahankan Menelaus tetap menjadi raja di Sparta.
Tetapi tampaknya Paris belum cukup puas dengan membawa kabur istri seorang raja, karena ia juga menjarah seluruh harta milik Menelaus! Tanpa terlihat orang lain, mereka menuju kapal yang telah disiapkan oleh Paris dan berlayar meninggalkan Sparta dalam gelapnya malam.
Di sebuah pulau kecil bernama Kranae, di pesisir pantai Geition, kapal mereka berlabuh sejenak. Di sana Paris melewatkan malam bersama dengan Helena. Sejak saat itu pulau Kranae juga disebut pulau Helena Jelita. Tetapi perjalanan mereka tampaknya tidak direstui para dewa.
Angin ribut membawa kapal mereka berlayar sampai ke Kypros (Cyprus). Dan Paris memutuskan untuk tidak langsung pulang ke Troya, tetapi memilih menjelajahi Phoenikia dan Mesir terlebih dahulu agar tidak terkejar pasukan Sparta. Baru berbulan-bulan kemudian kapal mereka berlabuh di pantai Ilium.
Kalau saja Paris tahu apa akibat dari perbuatan gegabahnya itu. Ya, andai saja ia tahu...
Prayudi~Greek mythology reteller
Source pic: http://www.perseus.tufts.edu/hopper/